Senin, 21 Juni 2010

Implementasi EAI

Awal dekade 2000, sekitar akhir tahun 2002. Saya mengamati bahwa di tahun 90-an banyak perusahaan besar di Indonesia telah mengadopsi dan implementasi ERP (Enterprise Resource Planning). Dan pasar ERP tampak sudah mulai menurun, terutama untuk implementasi baru. Saya diskusi dengan pimpinan perusahaan tempat saya kerja (sebuah perusahaan Konsultan Teknologi Informasi), apa berikutnya? EAI! Enterprise Application Integration.

Mulailah saya dan anggota team belajar tentang EAI. Konsep, teknologi, tools, dan juga metodologi untuk implementasinya. Tidak ada pelatihan formal. Semua belajar sendiri. Melalui buku, artikel, dan juga tutorial yang tersedia gratis di Internet. Download platform software trial beserta tools yang diperlukan. Latihan mengintegrasikan aplikasi-aplikasi yang ada di kantor.

Baru sekitar dua minggu mulai belajar EAI, ada hot prospect. Sebuah perusahaan berencana implementasi EA1. Kami diundang untuk presentasi. Pagi ditelpon, sore harus datang untuk presentasi. Saya minta waktu untuk menyiapkan bahan presentasi (menggunakan Ms Power Point). Tidak perlu, kata manajer perusahaan yang ngundang. Kami datang. Setelah mendapatkan gambaran problem yang dihadapi perusahaan itu, saya gambar diagram di white board. Saya terangkan. Terjadi diskusi, tanya jawab. Kelihatannya mereka puas.

Selesai siskusi, kami diminta mengajukan quotation. Tidak perlu proposal lengkap. Sehalaman spreadsheet Excel pun cukup. Harus di-email besok pagi. Setelah terima email quotation keesokan hari, kami ditelpon untuk datang setelah jam makan siang untuk negosiasi. Deal. Tanpa proses tawar menawar yang panjang, terjadi kesepakatan harga dan jadwal pengerjaan. Nunggu seminggu kontrak turun.

Hari ini terima kontrak, dua hari berikutnya kick off meeting, project dimulai. Team kami lumayan panik, merasa belum menguasai teknologinya. Saya relatif optimis. Sebenarnya, tanpa sepenuhnya disadari anggota team kami, mereka telah sekitar tiga tahun mempelajari teknologi yang nantinya menjadi dasar bangunan EAI: Java, J2EE, JCA (J2EE Connector Architesture), XML, dan sebagainya.

Syukur pada Tuhan, dengan kerja keras dan cerdas (smart), team kami bisa menyelesaikan project itu relatif tepat waktu. Dalam project itu, kami harus mengintegrasikan lima (5) aplikasi besar dengan sekitar lima belas (15) proses bisnis (business processes). Kerja sama team, team perusahaan (klien) dan team kami (vendor/konsultan), sangat bagus. Itu salah satu faktor, yang menurut saya, paling penting untuk suksesnya proyek TI.

Selesai proyek itu, ternyata pasar EAI tidak secerah yang kami bayangkan semula. Para vendor pembuat platform EAI semakin turun semangat untuk mengembangkan teknologi dan solusi itu.

Muncullah hal baru, ia dinamakan SOA, Service Oriented Architecture. Hampir semua orang TI sekarang membicarakan SOA. Pendekatan yang sangat menjanjikan untuk mengatasi tantangan Bisnis dan Teknologi Informasi. Saya mesti mempelajari hal baru lagi. Untungnya SOA adalah evolusi dari EAI. Apa yang diperoleh dari belajar EAI dulu, banyak yang berguna untuk mendalami dan menguasasi SOA sekarang.

Samsurizal Rahmat

1 komentar:

  1. "Untungnya SOA adalah evolusi dari EAI"
    Setuju Sir.
    Lalu kira2 apa lagi ya evolusi dari si SOA ini???

    BalasHapus