Pendekatan (Approach)
Para praktisi SOA yang sudah berpengalaman merekomendasikan pendekatan berikut dalam membangun peta jalan (roadmap) untuk mengatasi masalah arah Bisnis dan TI yang sering menjadi konflik yang ruwet:
- Pahami Business Services: ini langkah kritis pertama dalam adopsi SOA yang sukses.
- Kembangkan sebuah strategi informasi yang mengidentifikasi pengukuran performansi kunci seperti “mengurangi kerusakan produk sampai x persen”, atau “aktivasi pelanggan baru dalam waktu 24 jam”.
- Kembangkan cetak-biru (blueprint) SOA yang menggambarkan keuntungan-keuntungan Bisnis, dan di dalamnya dimasukkan prinsip-prinsip bisnis, arsitektur referensi, peta jalan, dan petunjuk tata-kelola (governance) dan organisasi.
- Identifikasi “quick wins” untuk menunjukkan bahwa dengan SOA, TI dapat menghasilkan kapabilitas baru dalam waktu yang lebih cepat sekian bulan.
Tahapan Siklus SOA
Siklus SOA memiliki tiga tahap:
· Prakarsa (initiate),
· Pembangunan peta jalan (roadmap), dan
· Rencana Aksi.
Prakarsa SOA
Pertama, TI dan Bisnis harus memutuskan fungsi bisnis serta proses terkait mana yang akan dipilih untuk ditingkatkan atau bahkan digantikan dengan SOA. Langkah ini sering berupa TI “melempar” suatu proyek ke business stakeholder, menyajikan kejadian bisnis dan teknikal yang akan disasar oleh strategi SOA yang dusulkan, dan keuntungan apa yang akan didapat dari pendekatan baru ini.
Pada tahap prakarsa ini, perusahaan menetapkan:
- sebuah tim proyek,
- sasaran,
- timeline, dan
- deliverables.
- Membuat sebuah actionable roadmap, di mana Pimpinan Busnis dan TI berkomitmen untuk menempuhnya.
- Memiliki Tim Enterprise Architecture yang akan memimpin upaya tersebut.
- Dokumentasikan sasaran bisnis, perencanaan, dan informasi finansial secara jelas,
- Dapatkan pendapat yang berimbang dan tanpa bias dari system integrator untuk identifikasi keuntungan bisnis dan ROI.
- Manfaatkan sumberdaya dari ISV (independent software vendor), termasuk product roadmap, dan best practices.
- Tetapkan kerangka-waktu yang masuk akal untuk proyek tersebut, biasanya antara 8 – 24 minggu.
Proyek harus mendapatkan kesponsoran dari manajemen atas, misal CIO sebagai sponsor dan dewan direktur TI sebagai steering committee.
Sasaran Proyek:
- Menetapkan bagaimana TI harus selaras dengan Bisnis.
- Mengembangkan rencana aksi (execution plan) untuk menjcapai visi tersebut.
- Membuat model tata-kelola (governance) dan organisasi untuk menjalankan visi.
- Melakukan estimasi keuntungan bisnis (ROI) dari investasi yang akan dikeluarkan.
Project Deliverables:
- Pernyataan prinsip-prinsip SOA, sebagaimana terkait dengan bisnis, aplikasi, dan data,
- Inventori dari situasi saat ini termasuk aplikasi bisnis, pemilik baik di bisnis maupun TI, fungsionalitas, kontak dukungan, penyedia teknologi, aliran data, keahlian staf yang ada.
- Keadaan sasaran yang dituju yang terdiri dari referensi arsitektur, gap analysis, roadmap, dan teknologi yang dibutuhkan.
- Rencana aksi yang terdiri dari portofolio aplikasi, urutan implementasi berdasarkan pada prioritas bisnis, dan pemetaan infrastruktur yang diperlukan untuk mendapatkan kapabilitas bisnis.
Pembangunan Roadmap
Tim harus membuat roadmap yang menjelaskan proses untuk melakukan penaksiran (assessment) SOA terhadap organisasi, membangun prinsip SOA, mendefinisikan arsitektur referensi, dan membuat transisi dari keadaan sekarang menuju keadaan masa depan.
Tiga deliverables kunci yang mesti dihasilkan pada tahap pengembangan roadmap ini:
- Membangun Prinsip-prinsip SOA
- Arsitektur Referensi SOA
- SOA Roadmap.
Rencana Aksi
Rencana aksi menerangkan bagaimana pelaksanaan dari SOA roadmap. Pelaksanaan menapak pada dua jejak:
- Proyek: tim melaksanakan proyek dengan urutan sebagaimana tergambar dalam roadmap.
- Tata-kelola (governance) dan Organisasi: tim melaksanakan ini secara bersamaan untuk memungkinkan pelaksanaan proyek yang efisien berdasarkan SOA.
Tim perlu melakukan tinjau-ulang (review) secara teratur terhadap rencana aksi SOA dan melakukan perbaikan roadmap jika ada perubahan yang besar pada perencanaan.
Perlu Dihindari
Yang perlu dihindari agar SOA tidak menjadi DOA karena buru-buru menuju SOA adalah hal-hal berikut:
- Menganggap bahwa web service adalah SOA. Memang web service adalah bangunan penting SOA, tapi SOA adalah sebuah pendekatan arsitektural bukan semata-mata kumpulan service.
- Melihat SOA sebagai jawaban bagi semua tantangan integrasi. (Aturan yang sering saya pakai: jangan karena kita punya palu yang sangat bagus dan kuat, semua benda dianggap sebagai paku).
- Berpikir “bungkus bawa pulang” solusi SOA adalah lompatan menuju inisiatif SOA. Perusahaan harus melalui proses yang berhati-hati dalam memilih produk yang interoperable dan berbasis pada standar industry.
- Mengabaikan kebutuhan bisnis.
- Berkomitmen pada satu platform. Mengadopsi pendekatan platform-agnostic akan menghasilkan ROI yang lebih baik dan keluwesan dalam jangka panjang.
Semoga bisa menjadi masukan bagi organisasi yang akan mengimplementasikan SOA.
Jakarta, Juni 2010
Sam
* Tulisan ini merupakan saduran dan adaptasi dari SOA Practitioners’ Guide.
I just started studying about SOA, and I think your blog have shared many useful articles about SOA. Keep it updated.
BalasHapus